Chikungunya adalah penyakit yang disebabkan oleh virus, yang ditularkan ke manusia lewat nyamuk yang terinfeksi. Penyebarannya melalui jenis nyamuk yang sama seperti demam berdarah, Aedes aegypti dan Aedes albopictus.
Gejala Umum
Berbeda dengan demam berdarah, nyeri sendi yang disebabkan oleh Chikungunya bisa bertahan selama berminggu-minggu. Secara umum, gejala Chikungunya mirip dengan demam berdarah, antara lain seperti dilansir Medical News Today berikut:
- Demam tinggi hingga 40 derajat Celcius
- Nyeri sendi
- Sakit kepala
- Nyeri otot
- Ruam kemerahan
- Pembengkakan di area sendi
Selain gejala umum di atas, ada beberapa gejala penyerta seperti ruam makulopapular (mirip campak), konjungtivitis, mual, dan muntah. Menurut CDC, gejala tersebut umumnya mulai dirasakan setelah 3-7 hari terinfeksi gigitan nyamuk.
Komplikasi Chikungunya
Walaupun jarang menyebabkan kematian, namun gejala yang dirasakan bisa parah dan dapat menyebabkan kelumpuhan. Beberapa komplikasi seperti dilansir Medical News Today berikut, dapat terjadi ketika gejalanya tidak segera ditangani:
- Uveitis - peradangan pada lapisan di mata antara retina dalam dan laposan fibrosa luar yang terdiri dari sklera dan kornea
- Retinitis - peradangan pada retina
- Myocarditis - peradangan pada otot jantung
- Hepatitis - peradangan pada liver/hati
- Nephritis - peradangan pada ginjal
- Pendarahan
- Meningoencephlitis - peradangan pada selaput otak dan jaringan serebral yang berdekatan
- Myelitis - peradangan pada sumsum tulang belakang
- Sindrom Guillain-Barré – penyakit sistem saraf perifer langka yang ditandai dengan kelemahan pada otot
- Kelumpuhan saraf kranial – hilangnya fungsi saraf kranial
Diagnosa
Umumnya pada musim hujan, gigitan nyamuk menjadi lebih sering dirasakan. Apabila setelah mengalami gigitan nyamuk Anda demam tinggi dan nyeri sendi, maka dokter akan merekomendasikan serangkaian tes darah untuk mendeteksi keberadaan virus atau antibodi chikungunya.
Dilansir Everyday Health, ada beberapa metode yang bisa digunakan untuk mendiagnosa infeksi virus Chikungunya, antara lain:
- Tes serologi - tes enzyme-linked immunosorbent assays (ELISA) dapat dilakukan untuk mengonfirmasi keberadaan antibodi dan anti-chikungunya IgM dan IgG
- Tes darah - tes darah juga dapat dilakukan untuk mencari virus serupa seperti demam berdarah dan Zika yang memiliki gejala yang sama
Umumnya hasil tes dapat tersedia dalam waktu 4-14 hari setelah spesimen diterima.
Pengobatan Chikungunya
Menurut CDC, tidak ada vaksin atau obat yang dapat mencegah atau mengobati Chikungunya secara spesifik. Untuk perawatan dan pengobatannya, umumnya dilakukan beberapa hal berikut:
- Beristirahat total
- Mencukupi kebutuhan cairan agar tidak dehidrasi
- Mengonsumsi obat asetaminofen atau paracetamol untuk menurunkan demam dan mengatasi nyeri. CDC tidak menganjurkan konsumsi aspirin atau obat NSAIDS untuk menurunkan risiko pendarahan
- Gunakan pakaian yang dapat menutup seluruh bagian tubuh untuk mencegah gigitan nyamuk
- Gunakan obat nyamuk yang mengandung DEET atau picaridin untuk melindungi kulit
Konsultasikan pada dokter terutama apabila demam Anda tidak kunjung turun sekalipun sudah minum obat penurun demam, ada tanda-tanda dehidrasi, mual dan muntah, atau perburukan gejala lainnya.
Mau tahu informasi seputar penyakit lainnya? Cek di sini, ya!
- dr Ayu Munawaroh, MKK
Newman T (2017). Chikungunya: What you need to know. Available from: https://www.medicalnewstoday.com/articles/306828#treatments
CDC (2021). Chikungunya Virus. Available from: https://www.cdc.gov/chikungunya/symptoms/index.html
Kean B (2021). What Is Chikungunya? Symptoms, Causes, Diagnosis, Treatment, and Prevention. Available from: https://www.everydayhealth.com/chikungunya/guide/